Minggu, 26 November 2017

PERNAK PERNIK JIWA

Ini bukan tentang keceriaan semata
Kita bersenda gurau
Simbiosismutualisme merajut di sela ekspresi natural foto ini dek..
aku yang tak dapat berkecipak ringan
dan kamu yang sedikit pemalu
ah... kamu dek
Kenapa tak terpikir sejak awal ya?
sudahlah...
Kini tambalan itu kian rapi dek..
berkat diri kalian semua
Meski tak satu padu sekaligus
Kalian satu padu di jiwaku

Dek.. lihatlah lagi
Indahkan... semua lebur
dukamu dukaku
laramu laraku
ibamu ibaku
Belajarmu belajarku tentang jiwa bersatu dalam rajutan saling memaafkan
Bisakah kita terus berdamai meski waktu tak lagi bersahabat?
Aku takut dek...
Seperti enam bulan lalu
Tentang kisah kocak Rumah lain , kini rumah itu bertingkat satu di atas kalian
Jiwaku cepat sekali berbaur pada bening matamu
akan gegap gelagat keusilan kalian
Bahkan pelipur sesak tuntutan waktu akan lelah usia perak ini
Dek...
Ukirlah bintang di langit usiamu kini
kelak masa ini menuntun jauh perjalanan lika liku kalian
Sepuluh tahun saja dek..
Kalian akan lihat bedanya
Seperti apa rupa akan rasa haru biru
 Dek..
Usah risau akan gemilang tak di telapak mungilmu
Tataplah jalanan kecil akan kaki ini
Rasailah..
teruslah melangkah jauuh
sejauh mungkin
sekuat tenagamu
ingatlah... buang segala keluh denyut tak berarti itu...


Fokuslah sayang...
akan setiap cerita intrik kecil
kelak semua tinggal di kenang
menjadi kenangan terindah
masa mendatang..



Muara tebo jambi, 26 nov 2017
22.57

Kamis, 23 November 2017

Wiwik Jumpa Kembaran Ino



Semua hal jadi misteri
Benar bagiku..
Malam ini, DIA beri daku pelipur indah
Semburat renta jua
Sama 80 tahun keatas
Deg"
Rasanya mau meledak saja

Kudekati, sosok itu dengan raut sama
Ini lebih putih
Sungkemku untuknya 
Merasa aku dengan Inoku ,tak beda

Yasima ...nama beliau
Ku elus jemari senja 
Merasai lekuk keriput nan cantik
Bintik-bintik coklat kehitaman
Ibarat corak abstrak namun sebuah momentum

Saat nenek itu tersenyum
Duh... hatikuuuu
"akh"
Jemariku terus saja meremasi jemari nya
Kupandangi ia lekat-lekat
Bercerita sejarah akan seorang Yasima
Keramahan kampung
Kekeluargaan lingkungan
Semburat rindunya akan pangeran tersayang 
Telah lebih dahulu menuju pintu Barzah

Neek...
Tahukah dirimu..
bahwa aku mengagumimu
Pintaku nenek sehat
Agar kita dapat saling bersenda ria
Di sela waktu pergantian Sholat 
Atas naungan rumah besar
Berkubah Hijau pupus ini..


23 nov 2017
22.36
Muara tebo


BUKAN AKU TAK INGIN



23 November , tengah hari
Aku masih merasa canggung seperti hari pertama
Sungguh berbeda ..ruang yang bagiannya atasnya kosong

Bukan karena aku ingin hal itu
Mataku masih menatap seonggok tanah merah
Belum bernisan apalagi ukiran nama disana
Ku sebut itu rumah terakhir

Biarlah ia tidur panjang
Aku tak punya daya membangunkannya
Kini aku hanya mencari cara
Agar Bisa melihatnya di dunia baru
Bergerilya aku membaca sebuah buku petunjuk perjalanan untuknya
Dengan harapan dia di ruang terbaik

Sempurnalah teguran berisi kasih beruratkan sayang ....akan daku

Aku tak sanggup menumpahkan air terjun sejuk
Tanganku mengurut dada untuk mentransfer energi sabar
Di jiwa sepi

Bukan aku tak ingin melangkah..
Aku rasa di sini aku belajar
Lebih mencinta lagi sosok senjaku
Saudara yang tiga beserta saudari seorang ini

Ini harta titipan yang tersisa
Dan aku masih mengumpulkan puing semangatku
Meski harus kubayar dengan
Semburat keringkihanku
Namun aku tak perduli

Bukan aku tak ingin... terus membeku seperti ini
Tetapi,
Aku tengah mengatur langkah
Dari rasa timpang goncangan perjalanan semalam suntuk
Ibaratkan sebuah mimpi
Ia Hidup di hati kami
Namun di jalur lain menuju kekekalan



Muara tebo, 23 nov 2017
Untukmu Ino sep 1937_


Sabtu, 18 November 2017

Hakikat Perjalanan

Disini prolog ... Menata tehnik pernafasan
untuk episode selanjutnya
Ya... Babak demi babak
scene demi scene terus berlanjut
menuai rasa entah sebanyak apa untuk di ingat
Sedari bangun daku akan peraduan sampai pada... Sudut mentari akan turun ke lembah barat
Bukankah kita akan menuju kesana?
menatap sudut barat sampai waktu berkata "bangkitlah" dari tidur panjang kalian..
Tiga peralihan waktu rasanya masih saja menguji sisi sabar kita Pak..
Ah.. Pondok kecil ini..
Baratapkan seng milenium
Lantai berpasir...tumpang tindihlah si bangku biru
Sudah mendekati istilah kusam  sebanyak empat buah..
Meja kayu di penuhi debu..
Masih disini.. setia memandangi jejeran kendaraan lalu lalang
Hakikat perjalanan masih mencari titik jenuh
Apakah ini di sisi tengah..
Berhenti sejenak...
Bagaimanapun semua terus berjalan..
Di bagian lain tengah menanti bait demi bait berpuja pada Penguasa sekalian alam
Satu titik pendar harapan tentu akan menghidupkan bohlam senja disana ...
Dalam kerjap bathin renta...
Tuhan... Titik harap kami usaikanlah...
Di epilog tak kentara nikmatnya...
Ini sisi yakin Kami...
Sebagai insan tak memiliki pengharapan apapun jua kecuali hanya pada Engkau..
Ilahi ya Robbi...


Muara tebo. 18 nov 2017
16.38 wib

Kamis, 16 November 2017

CUACA TERKINI



Langitku tengah kelabu

Entah apa rencana di dalam skrip

Bisa saja tiba-tiba menitik titik-titik bening di atas dataran wajah tak lagi rapi ini

Dari telaga putih dengan titik hitam kecoklatan di tengah lalu binar kekuningan

Wah... disini begitu penuh

Sebagian muatan telah di alirkan pada lekuk celah pada bebatuan sungai

Terkadang di atas tumpukan baris rapi berkanvas putih 

Kini menyusuri kursor berkedip-kedip 

Menanti sepatah demi patahan kata dengan akar nurani bersemi jua si naluri

Kilatan harap akan suatu garis lengkung ke bawah 

Di wajah tak muda si Manusia Purba bahkan untuk wajah-wajah senja disana

Dua anak Panah berawal satu busur 

Tak menuju satu tempat saja 

Hanya Pinta puja saja kini...

Kala menekur di altar bahkan di sela energi dari tubuh nan bertopang pada dinding kasar ini 

Senantiasa menanti awan kelabu menjauh lalu pergi

1...

2...

3...

Entah berapa nominal itu tak ku perdulikan

Peduliku hanyalah jiwaku tak berbisik "ada hal tak beres"

Dikala Sautan bergayung lalu bersambut 

Ada keindahan selalu indah 

Dan itu pertanda mentari telah menunjukkan binar-binar keemasan

Di kedua tempat anak panah ini terbidik





Muara Tebo, 16 nov 2017
ingatlah wik dirimu pernah menulis ini di sisa tenaga yang ada


SUARA GENERASI



Kakiku menuju STKIP MUHAMMADIYAH

Terselip rasa haru , bangga

Intelektualku terpacu, memburu

Kita pahlawan penentang kebodohan 

Mahasiswa bermoral Islami, Meninggalkan keterpurukan

Pendidikan bangsa tergantung pada kita

Kemajuan tanah air ada pada generasi muda

Kejayaan merah putih lalu merajut persatuan

Binneka Tunggal Ika

Mari meraih keberhasilan teman

Demi masa depan kita dan Bumi Pertiwi





14-10-2011
Dibawah tenda biru halaman almamater
Hari terakhir Ospek
Kelompok Rengginang ;-) 
and we're the Winner. ☺❤❤❤


Poet by : WPS

Selasa, 14 November 2017

CERITA KOE

General 2560x1707 ink pens writing



Sudah 68 hari berdiam diri
Di peraduan kujalani sakit
Selama itu tak sekolah
Tanpa menyentuh buku

Jiwaku kering seperti gurun
Tanpa oasis
hampa seperti tanpa asa
Layu bagai dedaunan gugur
Dari ranting kering
Seperti kehidupan tanpa keseimbangan

Aku manusia
bernafas
menghirup udara kehidupan
Berjalan
menyusuri jalanan berduri


WPS _mei 2009 silam



T U L I S A N








Tulisan sarana komunikasi


Antar individu, penyampaian dengan sejuta bahasa

Tulisan-tulisan memiliki seni

Dengan tulisan ku torehkan

Luapan prasaan dari dada ini

Agar tak tersimpan berbuah penyakit

Kucoba bangun dari kerapuhan

Menuju perjalanan panjang



2008 silam

Senin, 06 November 2017

ada apa denganku??


hm hm hm...
ehm..
aaa aaa..
tes 123 tes
aa aaa

pertanyaan diatas aku sendiri  saja tidak bisa menjawabnya, apa aku sedang sedih tapi aku bisa tersenyum.. kalau aku sedang bergembira setiap malam aku menangis tanpa alasan. mungkinkah aku tengah merasakan hal aneh lagi seperti tahun 2002 ?
entahlah..
kali ini berbeda.. karena usiaku sudah sedikit dewasa..objeknya pengamatanku sudah berbeda.. tapi lebih menjengkelkan dari sebelumnya..aneh bukan?
kacau sekali..

itu saja untuk hari ini..
catatan keberanianku dari sekian banyak catatan usang yang sudah lama aku lupakan

oh ya..
kemarin saat aku beringkas ... aku menemukan belahan jiwaku .. yang kupikir sudah lenyap...aku langsung teriak kegirangan.."aahh Ya Allah terimakasiiihhh... muah muaaah buku novel  LA DILLA Karya pipiet senja ku sudah kembaliii ... duh bukuu apa kabarmuu?? ahh sampul biru ini.. duuh masih bersih dan tidak rusak..terimakasiih sudah terjaga dengan baiik... ahh (aku peluk-peluk sambil menggoyangkan badanku ) haha.... bahagia sekali rasanya.. "

aku segera membuka covernya dan melihat tanggal serta ttd ku ... buku penuh kenangan dan tanda bukti aku berada di dimensi paling indah dalam hidupku.. WTC JAMBI. dan tiba-tiba aku menangis lagi "ah.... buku ini.. "

Jujur aku bersuka cita karena buku ini telah kembali... dia tidak hilang.. suatu memories buatku sebagai seorang "Penyendiri".

Dan aku mulai menulis sosok seperti tahun 2002 lalu..
entahlah... terbayang akan wajah-wajah sahabatku tercinta yang akan menertawakan seorang perempuan paling angkuh dan cuek ini untuk urusan "rumit" ini.. yaaah aku jadi rindu mereka...
mereka akan mengatakan "haha wik... jangan acuh jadi cewek.. yang manis dikitlaah.. yang feminiim... jalan itu di anggunkan sedikitt ..ini tomboy..dan juga jangan galak amat.. nanti cowok-cowok pada takut dan larii "
aku paling membalas dengan melet tak acuh.." biariin.. pasti ada kok cowok yang mau.."
"ya adalah.. kamu aja yang tak peduli.."
"iya memang... sulit lho mendapatkan hatiku yang ME to the LOW ini haha "; jawabku..
to be continued..
--oOo--

ini saja dulu pemirsah..



6 nov 2017




  POHON Wahai pohon.... betapa gagah dirimu menaungi bumi dan akarmu menjauhkan dari kekejaman matahari menyibak angin keraguan dari bias as...