UNGKAPAN TENTANG LANGIT-LANGITKU
Dua ribu delapan belas , tahun ini
Semua masih ada hayat di kandung badan
Pencarianku terus beriak
Mungkin mulai tampak bias semurat biru
Di atas saga
Jauh di puncak sinar sang matahari
Bukan tak berpeluh
Justru...itu kian menohok
Tiap semilir angin membawa warta gelap akan kilat kisah lalu
Sampai kepintu indera penyaringan
Mollayo
Nangkana
Biar saja...
Susah sungguh melangkah dalam riak sempoyongan
Atau keriap gelap terang sudut ainun
Walau tegak berpegang pada dinding licin nyaris saja kaku semua
Emosi riak kelemahan terkalahkan berkat kilat gempita sorak tak gentar
Meski tak seorang sanggup memayungi kelak
Tubuh itu akan terus berjalan..tanpa lelah
Ia menikmati dunianya sendiri
Menerima lalu memberi wacana
Akan pembicaraan tingkat tinggi di hadapan guru bergurat suara berlintas jarak puluhan kilometer
Akar pada tubuh itu lebih kuat dari terlihat
Kilatan pada binar matanya mampu menutupi
Cerita pilu..
Ia berekspresi sesukanya
Tanpa meluapkan gundah nestapa
Lukisan terindah tercipta di bias bibir khalayak..
Terobatilah kekosongan jiwanya
Muara Tebo, 30 sepember 2018
23.12 wib