Senin, 14 Februari 2022

 


POHON


Wahai pohon....

betapa gagah dirimu

menaungi bumi dan akarmu

menjauhkan dari kekejaman matahari

menyibak angin keraguan dari bias asa 

akankah aku bisa seperti itu?



Limau Manis, Padang
14 feb 2022_0053


Selasa, 30 April 2019

B U N G A I T U



Bunga itu
tengah mendung kelabu
Merasai rajutan asa siang tadi
Di malam dingin
Jendela berembun akibat tamparan hujan

Bunga itu
meringkuk  dalam-dalam
Menanti sang pujangga
Tanpa tau rimbanya
apakah ada terselip rindu untukku?

Bunga itu
Meraup kesedihan
Di sela bilik bayang masa lalu
Menunduk lagi ia lebih dalam
Akankah ini sungguh nyata?

Bunga itu
Masih mengerjap dalam remang
Dengan harap
Kerlip bintang tanda kekasihnya
Datang penuh kehangatan

Bunga itu
Tiada henti menancapkan
Akar keyakinan
Pada langit dan bumi
Biar terus tumbuh beranak Pinak
Walau terkoyak helai dedauannya
Meskipun kelopak mudanya tersobek

Bunga itu..
Senantiasa merunduk dalam diam
Meski terinjak berkali-kali
Kadang ia tercabik terpanah lisan tak berperasaan
Ia terus meredam dalam kalbu
Menampik luka menjadi lengkung bahagia

Bunga itu...
Bunga itu...
Terus menyiarkan suar harapan
Agar terlihat oleh bintang
Di langit malam
Yang ia rindukan..

27 April 2019
00.03

Minggu, 28 Oktober 2018

DETAK TAK BERATURAN

Detak Tak Beraturan


Dari mana mesti ku jelaskan?!

Semua kian menyiksa

Entah suara jarum jam di tengah malam

Suara jaangkrik di udara yang dingin

menusuk tulang ini..

Atau detak jantungku sedari tadi

Tak henti mendendangkan gema gelisah

Membumbung tinggi slide tak beraturan
Entah itu rasa takut

Bahkan rona temaram irama slow

Walau terus di turunkan tempo ketukan debar acak ini

Akan mereda kala

Barisan kata dari kotak masuk seberang pulau

Bukalah tabir tak berujud itu

Buatlah indera peraba ini berdesak

Dengan peraba lawan bicara

Guna menerjang suasana tak beraturan

Oleh rona tak menentu di sisi dua hati tak henti berjuang..


MTB_281018
01.44






Jumat, 26 Oktober 2018

TENTANG HARI INI


Semua hal yang kutemui hari ini
Selalu penuh pembelajaran
Setiap gerakan orang-orang
Kendaraan berujung asap pekat
Atau lalu lalang penjaja makanan
Bapak-bapak penjual di lapak lusuh
Bahkan induk-induk dengan songkok sederhana sebagai penutup kepala

Atau..
deretan bangku kosong di ruang tunggu pasien
Gigitan tanda ketidakberdayaan adikku
Sampai ku lihat seorang kakek tergopoh-gopoh menuju bangku antrian pasien..
Entah kenapa refleks diri yang kadang tak terduga ku lakukan....
Lengannya sudah tak gagah lagi
Terasa lekuk tulang renta tengah beringgut meraih kehidupan
Mungkin...
Seperti melihat sosok datukku yang tak pernah ku lihat sedari bayi
Mungkin almarhum tak jauh berbeda dengan geliat usia..
Bahkan mungkin almarhum mbah lanang juga memiliki raut sama..

Kek.. andai dirimu tahu
Akupun sama denganmu
Tapi.. setelah
Melihat sosokmu..
Aku jadi terpecut untuk hidup lebih lama
Berlarian sana kemari tanpa lelah
Bahkan peluh keringat itu kan ku kejar lagi seperti saat belia dahulu..

Tak ada kehidupan tanpa romantika cerita
Mana ada prasaan tanpa tes penguji
Atau mood yang terus beriak tak tentu

Hari ini...
Aku sejatinya sedang menyantri pada guru pilihan Ilahi robbi
Nasehat pada adikku..
Sejatinya merujuk akan diriku
"Hidup ini indah , hiasilah dengan keindahan diri apapun itu.. nikmatilah"
Hari ini semua terlihat indah..

Muara Tebo , 26 okt 2018
23.44 wib






Kamis, 25 Oktober 2018

Dua Kutub


Dua karakter bersua dalam satu wadah
Saat perjumpaan menjadi hitungan langka
Geli saja
Melempar kata rindu bungkus ledekan
"Bebeebbb..."
Kugenggam erat jemarinya
Seperti kemaren,sama persis..
Di pikir-pikir.....
Sepenuhnya aku belum Terlepas dari titik sumbu x dan y dari basis minus
Menuju titik nol merujuk panah lurus keatas
Kurasa
Semua orang akan berubah saat dimana keadaan terus mendesak
Terus di dorong oleh nasib atau bahkan takdir
Tapi kita tidak boleh menepis semua guratan tak rapi saat goresan itu di lukis
Meski di hapus tetap meninggalkan bekas..
Belajar dari hari ini..
Aku sekarang meniti semua sisi bola...
Berputar..meski kadang sejenak ingin berhenti
Menghela nafas atau sekedar berpegang pada dinding tembok..
Teramat gamang...
Buatku




Minggu, 30 September 2018

Ungkapan Tentang Langit-langitku


UNGKAPAN TENTANG LANGIT-LANGITKU


Dua ribu delapan belas , tahun ini

Semua masih ada hayat di kandung badan

Pencarianku terus beriak

Mungkin mulai tampak bias semurat biru

Di atas saga

Jauh di puncak sinar sang matahari

Bukan tak berpeluh

Justru...itu kian menohok

Tiap semilir angin membawa warta gelap  akan kilat kisah lalu

Sampai kepintu indera penyaringan

Mollayo

Nangkana

Biar saja...

Susah sungguh melangkah dalam riak sempoyongan

Atau keriap gelap terang sudut ainun

Walau tegak berpegang pada dinding licin nyaris saja kaku semua

Emosi riak kelemahan terkalahkan berkat kilat gempita sorak tak gentar

Meski tak seorang sanggup memayungi kelak

Tubuh itu akan terus berjalan..tanpa lelah

Ia menikmati dunianya sendiri

Menerima lalu memberi wacana

Akan pembicaraan tingkat tinggi di hadapan guru bergurat suara berlintas jarak puluhan kilometer

Akar pada tubuh itu lebih kuat dari terlihat

Kilatan pada binar matanya mampu menutupi

Cerita pilu..

Ia berekspresi sesukanya

Tanpa meluapkan gundah nestapa

Lukisan terindah tercipta di bias bibir khalayak..

Terobatilah kekosongan jiwanya



Muara Tebo, 30 sepember 2018
23.12 wib






Sabtu, 05 Mei 2018



S E M A R A K     C I N T A


aku ingin jujur pada kalian tentang gambar ini
sesungguhnya prasaanku terharu
ternyata tiada sia-sia kelelahan berlaju
melintasi hujan
menghadang kantuk
sekian banyak prasaan gundah di hati
merefresh susunan bait
meracik komponen nada

aku ingin jujur tentang hati ini
sesungguhnya tiada pernah terbayangkan dulu
saat aku berusia enam tahun
dimana batas riang gembira berajut dalam cerita hidupku
berganti setiap keresahan
pemikiran lain dari bilah kisah kelam
seorang anak perempuan tentang kasih tak berbelas asih

aku ingin jujur mengatakan mengapa jiwa seorang anak terus merasa seperti ini
sesungguhnya diriku tiada ingin merasai dalam usia muda
sekian banyak lembaran pilu
melahirkan berupa tanya ini dan mengapa
mencipta asa nan terus mengiris gumpalan hatiku
tentang batasan
tentang raut indah dari seorang perempuan sebenarnya
aku tak memiliki itu
dan ...
sangat...
aku sadari itu..

aku ingin jujur mencurahkan suara di alam bawah sadarku
sesungguhnya bisakah bertukar nasib
tentu tidak bisa !
setiap insan memainkan bagian dari peran dirinya untuk karakter pasti dari Pencipta
siapa?
Diri sendiri
kita sendiri
namun, bagaimana cara mengisi rasa dan penghayatan itu?
menikmati sekian banyak bilangan tahun dalam cengkraman mimpi buruk
merasai semua... lemparan pandang khalayak ramai
mensyukuri, tatkala usapan hangat seorang ibu
sikap berani seorang ayah untuk merangkul kembali sang putri
tangkapan dari lengan adik lelaki tertua
ia.... mengendong kakak perempuannya dalam kelemahan dan malu
pandangan sukacinta penuh rindu
dari tiga pasang mata belia
terburai semua kekakuan ...
kerinduan...
kesedihan...
anak itu hanya bisa diam lama
berhari-hari
terus mengalirkan bulir-bulir jernih tanpa perintah
antara sakit dan membuncah semua rasa
untuk tahun ganjil beberapa masa silam

aku ingin jujur kemanapun kaki ini berjalan
sesungguhnya sebaik apapun senyumku bergayut pada wajah yang tak rapi ini
noktah itu tiada bisa hilang
dan itu jadi alasan untuk semua dasar pertanyaan
kenapa...
bagaimana...
seperti apa...
batang tubuh ini bisa disini sekarang
bukan berarti menegaskan tentang seberapa banyak luka
atau seberapa kesakitan di rasai
tapi bagaimana cara untuk tidak ada lagi tercipta kisah baru
seperti kisah ini

aku ingin jujur pada semua rasa
sesungguhnya terus kurajut semua harapan
biar terus bahagia
tersenyum ...
dan tertawa untuk membahagiakan diri
bahwa hidup terus berjalan seperti putaran roda pedati
dan aku hidup di sini
bersama keluarga ...
teman..
dan orang banyak..
dan ku nikmati itu
dengan caraku
dan semarak cintaku


Muara Tebo, 5 mei 2018
10:48 (Waktu Independen Tebo) ☺
WPS





















  POHON Wahai pohon.... betapa gagah dirimu menaungi bumi dan akarmu menjauhkan dari kekejaman matahari menyibak angin keraguan dari bias as...